-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antara Hukum Tabur Tuai Dengan Hukum Karma Serta Nasihat Alkitab

Sabtu, 26 Agustus 2017 | Agustus 26, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-07T18:34:26Z
Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Paulus menulis kepada jemaat di Galatia agar tidak sesat atau tertipu sebab Tuhan Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Dipermainkan mengunakan kata μυκτηρίζω yang menurut Strong's Concordance berarti mengangkat hidung sebagai tanda penghinaan, mencibir, meremehkan sedangkan HELPS Word-studies menambahkan dengan arti mengejek, menghina.

Teks di atas adalah pernyataan yang tegas bahwa Tuhan tidak dapat diremehkan dan atau diejek dengan tindakan kita yang dilakukan sebab itu akan dituai. Sebagai contoh Yakub dan Laban dimana Yakub bekerja 14 tahun lebih namun nyaris tanpa upah tetapi kemudian Yakub mendapatkan apa yang menjadi upahnya dengan banyaknya domba yang kuat berbulu belang-belang dan atau bangsa Mesir yang memperbudak bangsa Israel selama 400 tahun Tuhan pada waktu yang ditentukan menghukum bangsa Mesir dan Bangsa Israel keluar dari Mesir dengan membawa emas, perhiasan dll dengan puncaknya pasukan Mesir ditenggelamkan di laut Merah.
Tetapi dalam kasus tertentu sebelum Tuhan melakukan penghukuman atas perbuatannya terkadang masih memberikan kesempatan bertobat yang memungkinkan terhindar dari hukuman Tuhan karena adanya Kasih Ilahi dari Tuhan. Contoh kota Niniwe bertobat setelah mendengar kotbah Nabi Yunus.

Full Life menghubungkan teks di atas dengan Galatia 5:19-21 tentang keinginan daging yaitu sadar menabur untuk memuaskan keinginan daging adalah bersalah karena mempermainkan dan menghina Allah. Janganlah kita menipu diri sendiri: orang demikian tidak akan menuai "hidup yang kekal" tetapi "kebinasaan" (ayat Gal 6:8) dan "kematian" (Rom 6:20-23;lihat cat. --> 1Kor 6:9) terlebih lebih jika kita yang mengaku menjadi pengikut Kristus yang sudah dilahirkan kembali dan dipenuhi Roh (ayat Gal 6:3).

Matthew Henry berpendapat apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Atau sesuai kelakuan kita sekarang, demikianlah pertanggungjawaban kita nanti di hari yang agung. Saat sekarang adalah saat menabur benih. Di dunia lain akan ada panen besar. Dan, sebagaimana petani menuai pada waktu panen sesuai dengan benih yang ditaburnya, demikian pula kita akan menuai nanti sesuai dengan apa yang kita tabur sekarang. Lebih jauh lagi Rasul Paulus memberi tahu kita (ayat 8) bahwa, sebagaimana ada dua macam benih, yaitu menabur dalam daging dan menabur dalam Roh, demikian pula dengan balasannya nanti di akhirat:
Jika kita menabur dalam daging kita, kita akan menuai kebinasaan dari daging kita. Jika kita menabur angin, kita akan menuai badai. Orang-orang yang hidup dalam kedagingan, yang bukannya bertindak demi kehormatan Allah dan kebaikan orang lain, malah menghabiskan segenap pikiran, perhatian, dan waktu mereka untuk memuaskan daging, harus bersiap-siap memetik buah dari jalan itu, yang tiada lain adalah kebinasaan. Kepuasan yang tidak berharga dan sebentar pada saat ini, akan menghasilkan kehancuran dan kesengsaraan pada ujungnya. Akan tetapi, pada sisi lain, barangsiapa menabur dalam Roh, yang hidup kudus dan rohani di bawah bimbingan dan kuasa Roh, dengan mengabdi pada Allah dan berguna serta melayani sesama, ia boleh yakin bahwa ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Mereka akan mendapatkan penghiburan yang sesungguhnya di jalan mereka saat ini, dan hidup serta kebahagiaan kekal pada ujungnya.
Perhatikanlah, orang yang mempermainkan Allah hanyalah menipu diri sendiri. Kemunafikan dalam agama adalah kebodohan dan juga kefasikan terbesar, karena Allah yang harus kita hadapi itu dengan mudah melihat segala hal yang kita samarkan, dan pasti akan mengadakan perhitungan dengan kita nanti, bukan menurut apa yang kita akui, melainkan menurut apa yang kita lakukan.

Hukum Tabur-Tuai acapkali dipersamakan dengan Hukum Karma yang jelas-jelas berbeda.

Sepintas Hukum Karma.
  • Karma adalah "istilah timur" untuk "Hukum Sebab-Akibat". Istilah Karma ini dikenal dalam agama Hindu dan Budha, yaitu suatu perputaran sebab dan akibat yang disebut roda samsara.
  • Hukum karma dalam konsep Hindu dan Budha mempercayai semua yang hidup akan terlahir kembali (reinkarnasi) setelah mati untuk menanggung akibat dari perbuatannya pada kehidupan sebelumnya. Jadi 'hukum karma' dalam konsep mereka bukan semata hukum 'sebab-akibat' tetapi punya relasi erat dengan pengajaran mengenai 'samsara' serta 'reinkarnasi'.
  • Reinkarnasi adalah proses kelahiran kembali di masa mendatang. Orang Hindu percaya bahwa mereka akan lahir kembali sebanyak 8.400.000 kali sebelum jiwanya dapat selamat dari perangkap samsara. Samsara berarti "mengembara" dan menunjuk pada pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, dari masa kehidupan yang satu ke masa kehidupan yang lain, dari lahir, hidup, sampai mati.
  • Ada dua macam karma, yaitu karma baik dan karma buruk. Karma baik adalah segala perbuatan atau pikiran yang mengarah kepada hal yang baik. Sedangkan karma buruk adalah segala perbuatan atau pikiran yang mengarah kepada hal yang buruk. Karma baik atau karma buruk ini dikumpulkan oleh seseorang selama dia hidup, untuk menentukan wujud kelahiran jiwa kembali di masa mendatang. Oleh karena itu, karma berkaitan erat dengan reinkarnasi. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Hidup manusia sekarang dipengaruhi oleh perbuatan di masa lalu, dan kehidupan yang akan datang dipengaruhi oleh kehidupan masa sekarang. 
  • Kitab Bhagavad Gita mengajarkan bahwa melakukan perbuatan amal dan hidup dengan tidak mementingkan diri sendiri, merupakan satu-satunya cara supaya dapat dilahirkan kembali dengan sedikit mungkin karma. Karma yang buruk memastikan bahwa jiwa manusia akan kembali pada kehidupan yang akan datang dengan tingkat yang lebih rendah. Seseorang akan terlepas dari hukum karma apabila dia sudah terlepas dari roda kehidupan, yang disebut moksa. Jika mencapai moksa maka jasadnya tidak ada lagi di dunia ini, dan tidak perlu proses penyucian dengan upacara ngaben. Diduga sampai saat ini yang meninggalkan dunia ada jenazah yang ditinggalkan jadi jika benar belum ada yang mencapai moksa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan adanya persamaan dan perbedaan antara hukum tabur tuai dengan hukum karma.
  • Persamaan Hukum Karma dan Hukum Tabur Tuai 
    • Ada karena dosa
    •  Sama-sama hukum sebab akibat
    •  Menabur apa yang dituai seseorang / diperbuat seseorang.
  • Perbedaan Hukum Karma dan Hukum Tabur Tuai adalah:
    • Hukum Karma bersumber ajaran sedangkan Hukum Tabur Tuai berasal dari Alkitab.
    • Hukum Karma melakukan selama hidup seseorang, tapi menuainya di kehidupan mendatang sedangkan Hukum Tabur Tuai melakukan sema dia hidup dan menuai pada masa hidupnya pula dan setelah kematian di Sorga atau Neraka.
    • Hukum Karma  menentukan wujud di kehidupan mendatang dalam reinkarnasi sedangkan Hukum Tabur-Tuai tidak ada pengaruhnya sebab setelah kematian manusia akan diadili dalam Pengadilan Terakhir oleh Yesus Kristus sebagai Hakim atas segala manusia di akherat.
    • Hukum tabur-tuai tidak bekerja selalu secara mekanis seperti hukum karma. Kadangkala seseorang menuai yang baik dari apa yang ia tidak tabur (Yoh 4:37-38). Contoh: Potifar diberkati oleh TUHAN karena Yusuf (Kej 39:5). Kadangkala seseorang tidak mendapatkan balasan yang setimpal atas kejahatannya (Ez 9:13; Mzm 103:10). Ada kedaulatan Allah yang bekerja secara misterius. Ada kasih karunia Allah yang mewarnai kehidupan manusia. Siapapun yang sudah melakukan kejahatan – tidak peduli sebesar apapun itu – apabila orang itu sungguh-sungguh datang kepada TUHAN untuk bertobat, maka semua kejahatan itu akan diampuni (Mzm 103:12; Yes 1:18; 1 Yoh 1:9
    • Hukum Karma keselamatan ditentukan oleh karma seseorang dengan level meraih moksa sedangkan Hukum Tabur-Tuai keselamatan ditentukan oleh anugerah Tuhan yakni apakah menerima atau tidaknya karya keselamatan yang Yesus Kristus tawarkan lewat pengorbanan di kayu salib.

Bagaimana ajaran Alkitab menyingkapi Hukum Tabur-Tuai? Beberapa teks Alkitab kiranya dapat memberikan gambaran apa yang harus diperbuat agar hidup di dunia ini bahagia dan mendapat upah mahkota dalam Kerajaan Sorga.
  • Hidup dalam keinginan Roh bukan keinginan daging.( Galatia 5:22-26)
  • Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. ( Matius 7:12 )
  • Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (2 Korintus9:6)
  • Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan. (Amsal 28:10)
  • Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (Amsal 28:13)
  • Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang. (amsal 28:18)
  • Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (Matius 10:41)
  • Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 16:25)
  • Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Matius 23:12)
Tuhan tidak dapat dipermainkan! Meski kita diselamatkan karena anugerah Kristus yang telah menebus di kayu salib kita tetap harus melakukan titah-titah Tuhan dalam mengisi hidup,  sebab menurut Denny F.M Tuyu diantaranya adalah:
  • Karena sudah selamat.
  • Karena kita telah dikasihi Tuhan.
  • Karena telah menikmati kemenangan yang diberikan Kristus.
  • Karena kita sudah dibenarkan.
  • Karena bersumber dari identitas Kristus.
  • Karena beban telah dilepaskan Tuhan.
Dengan Tabur-Tuai maka keadilan Tuhan dinyatakan kepada semua manusia di bumi. Dalam Tabur-Tuai juga kita dapat keselamatan jika mati dan dikuburkan bersama sama Yesus Kristus lewat iman percaya yang diproklamasikan dengan baptisan (Roma 6 4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.)


×
Berita Terbaru Update